Bendungan Lolak Mulai Pengisian Air: Kontribusi Positif untuk Sulawesi Utara
LINGKAR8 – Pengembangan pertanian dan perekonomian Sulawesi Utara (Sulut) kembali mendapat angin segar dengan dimulainya pengisian air Bendungan Lolak. Pada Jumat, 18 Agustus, Gubernur Sulut, Olly Dondokambey, secara resmi mengawali proses pengisian air di Bendungan yang terletak di Desa Pindol, Kecamatan Lolak, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong).
Kunjungan Gubernur Sulut: Menandai Tahap Baru Pengembangan
Kunjungan Gubernur Sulut, Olly Dondokambey, ke Bendungan Lolak menjadi momen bersejarah yang disambut dengan antusias. Tidak hanya Gubernur, kunjungan tersebut juga dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Pj Bupati Bolmong, Limi Mokodompit, Ketua DPRD Welty Komaling, dan sejumlah anggota DPRD serta pimpinan OPD Bolmong.
Dalam kunjungan ini, Gubernur Olly Dondokambey didampingi oleh para pejabat terkait, seperti Kepala Balai Sungai Manado Wilayah 1 Sulawesi Utara, I Komang Sudana, Anggota DPR RI, Djendri Keintjem, dan berbagai tokoh lainnya. Semua pihak hadir untuk bersaksi dan memberikan dukungan pada tahap awal pengisian air Bendungan Lolak.
Manfaat Luas bagi Pertanian dan Ketahanan Banjir
Bendungan Lolak memiliki peran sentral dalam pengembangan pertanian dan ketahanan banjir di Sulut. Dengan rencana pengairan lahan seluas 2.214 hektare sawah tadah hujan, bendungan ini akan memberikan dampak signifikan bagi pertanian dan pasokan pangan daerah. Selain itu, kapasitas air baku sebesar 500 liter per detik akan memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat sekitar.
Salah satu keunggulan utama Bendungan Lolak adalah perannya dalam pengendalian banjir. Dengan infrastruktur ini, risiko banjir dapat dikurangi secara signifikan, menjaga keamanan dan stabilitas wilayah sekitar. Pengisian air di bendungan ini akan memberikan efek positif bagi sistem pengairan persawahan, meningkatkan produktivitas pertanian, dan mengurangi ketidakpastian cuaca.
Kontribusi Strategis dari Pemerintah Pusat
Pembangunan Bendungan Lolak merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diluncurkan oleh Pemerintah. Dengan total biaya mencapai Rp 821 miliar, proyek ini dimulai sejak tahun 2015 dan menjadi salah satu dari 45 Proyek Bendungan yang direncanakan. Keputusan untuk memasukkan Bendungan Lolak sebagai PSN bukan tanpa alasan, mengingat posisinya yang terintegrasi dengan Kawasan Industri Bolang Mongondow (KIMONG), yang diharapkan dapat memberikan dampak positif pada ekonomi Sulut.
Potensi Luar Biasa Bendungan Lolak
Bendungan Lolak tidak hanya mengesankan dari segi ukuran dan kapasitas, tetapi juga memiliki potensi luar biasa yang akan menguntungkan Sulut. Dengan luas area genangan mencapai 97,46 hektare dan kapasitas tampung sebesar 16,1 juta meter kubik, bendungan ini mampu memberikan manfaat dalam berbagai aspek.
Selain berperan sebagai penyedia air irigasi untuk luas lahan pertanian, Bendungan Lolak juga dijadikan sumber penyediaan air baku sebanyak 500 liter per detik. Selanjutnya, bendungan ini memiliki potensi sebagai pembangkit listrik dengan daya sekitar 2,43 MW, menghasilkan energi dari aliran air waduk. Dalam hal pengendalian banjir, bendungan ini dapat mengurangi debit banjir hingga 12 persen, menciptakan lingkungan yang lebih aman dan stabil.
Wisata Baru dan Keberlanjutan Lingkungan
Dengan kehadiran Bendungan Lolak, Sulut juga akan mendapatkan destinasi pariwisata baru di daerah Bolaang Mondow. Pesona bendungan dan area sekitarnya dapat menarik wisatawan lokal maupun mancanegara, memberikan kontribusi tambahan pada perekonomian daerah.
Selain itu, lahan bekas peminjaman (borrow) yang tersedia dapat dimanfaatkan untuk keberlanjutan lingkungan. Rencana pengembangan Hutan Buah produktif dapat mendukung konservasi alam sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.
Kesimpulan
Dimulainya proses pengisian air di Bendungan Lolak membawa harapan baru bagi pertanian, ketahanan banjir, dan ekonomi Sulawesi Utara secara keseluruhan. Dengan peran strategisnya dalam pengairan, pembangkit listrik, dan pengendalian banjir, bendungan ini merupakan contoh nyata kontribusi positif dalam pembangunan berkelanjutan. Semua ini tak lepas dari dukungan penuh Pemerintah Pusat dan komitmen untuk memajukan wilayah Sulut melalui proyek-proyek berdampak besar seperti Bendungan Lolak.