NEWS  

Harga Tomat Rungkad Entek entekan

Harga Tomat Rungkad Entek entekan

Harga Tomat Rungkad Entek Entekan

Lingkar8.id – Sudah hampir sebulan harga tomat di wilayah Sulawesi Utara hingga Gorontalo anjlok, disebabkan produksi melimpah. Selasa, 12 September 2023. Meskipun musim panen dari petani yang serempak di berbagai daerah, seharusnya harga tomat tidak sampai rungkad entek-entekan (hancur berkeping keping) bak lagu yang lagi populer sampai di istana negara saat perayaan HUT RI.

Menurut petani tomat yang enggan disebut namanya karena kecewa dengan harga dari hasil panennya, sebab tak sesuai dengan perawatan tanaman yang boleh dibilang gampang-gampang susah.

” Memang waktu menanam diniatkan untuk dikonsumsi orang banyak, namun dari tanaman tomat inilah kami menggantungkan harapan untuk bertahan hidup dan meningkatkan ekonomi keluarga, jika harganya begini mau gimana lagi, harusnya harga berimbang dengan perawatan tanaman,” ketusnya.

Lain lagi dengan pedagang tomat di Kotamobagu melalui media sosial Facebook, yang berharap petani tak rugi, namun apa boleh dikata, sepertinya kantung plastik masih lebih mahal dari harga tomat. “Tidak lama saya mau jual kantung plastik bonus tomat kalau begini keadaannya,” tulisnya entah itu serius atau sekadar guyonan.

Sebelumnya, harga tomat masih bertengger di angka Rp 10.000 per kilogramnya, ini terjadi pada akhir Juli hingga awal Agustus 2023 lalu. Namun, sejak pertengahan Agustus sampai bulan September pertengahan ini harga mulai lesu, dan berada pada posisi Rp 1000 per kilogram, bahkan ada yang Rp 1000 dapat 2 kilogram, tergantung kondisi tomat, dan yang kualitasnya masih bagus Rp 10.000 dapat 3 atau 4 kilogram.

“Duaribu tiga duaribu tiga!!!” Teriak pedagang tomat di pasar sentral Gorontalo yang tersebar di media sosial facebook pekan lalu.

Baca Juga  Bawaslu Boltim Rekomendasi KPU Faktual Data Pemilih yang Dicoret

Harapan para petani tentunya, harga tomat sesuai dengan biaya perawatan, sebab jika di kalkulasi ongkos perawatan dari penyemaian hingga panen, membutuhkan modal yang tak sedikit, harga bibit misalnya per bungkus dengan isi 150 butir harganya Rp 35.000 sedangkan yang isinya 1750 butir Rp 230.000, belum lagi dengan palstik mulsa untuk media tanam yang harganya Rp 750.000 – 1.000.000 per roll tergantung mereknya, kemudian ada kebutuhan untuk ajir yang per batang Rp 1000, belum lagi pupuk, fungisida, dan insektisida yang harganya.

Total per tanaman tomat itu biaya nya Rp 1500-4000. Dengan harga tomat saat ini apakah petani bisa balik modal?

Semoga para petani tidak lesu meski sedang letih, tetap semangat ayo tanam lagi, mungkin nanti harga lebih tinggi. Karena Petani adalah penyangga tatanan negara ini